Usai itu ia bergabung dengan Citibank Jakarta sebagai Asisten Vice President of Corporate Banking Group pada 1985. Periode 1990-1994, Emirsyah Satar menjabat General Manager Corporate Finance Division Jan Darmadi Group di Jakarta. Pada November 1994 sampai Januari 1996, Emirsyah menduduki posisi Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation, Jakarta. Setahun kemudian, dia menapaki karier sebagai Managing Director (CEO) Niaga Finance Co. Ltd, Hong Kong.
Barulah setelahnya dia memulai karier sebagai Direktur Keuangan (CFO) Garuda Indonesia sebelum bergabung dengan Bank Danamon sebagai Wakil Direktur Utama (2003-2005). Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara suap yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Emirsyah Satar diketahui menerima suap terkait pengadaan mesin Rolls-Royce untuk pesawat Airbus milik Garuda Indonesia.
Baca Juga: Suasana Pernikahan Rain dan Kim Tae Hee Sakral dan Privat
Nilai suap itu lebih dari Rp 20 miliar. PT Garuda Indonesia Tbk angkat bicara soal langkah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan mantan direktur utama mereka, Emirsyah Satar, sebagai tersangka suap. Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia menegaskan bahwa kasus yang menjerat Emirsyah tersebut bukan tindakan korporasi. (Fan/Tyd)