Sang ayah meninggal saat Halimah berusia 8 tahun. Sejak itu sang ibulah yang membesarkan Halimah dengan keempat saudara laki-lakinya. Mereka tinggal di satu petak kamar di sebuah apartemen di jalan Hindu, Singapura. Saat usia 8 tahun Halimah harus bangun sebelum matahari terbit. Sebelum berangkat sekolah, Halimah Yacob membantu ibunya berjualan nasi padang di sebuah gerobak dorong di Shenton Way.
Masa Halimah Yacob sekolah di Singapore Chinese Girls School dan Tanjong Katong Girls sangat menegangkan. Terkadang Halimah harus mengerjakan tugas di sela mengelap meja dan mencuci piring. Karena keterbatasan ekonomi tak jarang dia harus nunggak membayar biaya sekolah. Semangat Halimah Yacob untuk meneruskan pendidikan tak kendur. Selepas SMA dia mendaftarkan diri ke Fakultas Hukum Universitas Singapura.
Lagi-lagi dia tak tahu dari mana biaya kuliahnya nanti. Namun kecerdasannya membuat Halimah Yacob mendapatkan beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore sebesar 1.000 dolar Singapura. Pada 2013, Halimah menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Parlemen (Group Representation Constituency) Singapura.
Baca Juga: Daftar 10 Pemain dengan Rating Tertinggi di FIFA 18
Dan di hari Minggu, 6 Agustus 2017 Halimah Yacob mengumumkan maju di pemilihan Presiden Singapura. Halimah Yacob tidak perlu menjalani proses pemungutan suara secara nasional untuk bisa menjabat Presiden Singapura yang baru, setelah kandidat lainnya gugur. (Fan/Tyd)