Pada debat jilid II sejatinya kedua pasangan calon presiden melakukan debat dengan tema infrastruktur, pangan, energi, sumber daya alam (SDA), dan lingkungan hidup. Namun, seiring perkembangan teknologi, maka isu besar namun terasa biasa saja yakni revolusi industri 4.0 pun disinggung dalam debat. Istilah unicorn mendadak ramai diperbincangkan sejak semalam. Sebabnya adalah dalam debat Capres Jilid 02 semalam, Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) bertanya soal Unicorn kepada Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Mendapat pertanyaan itu, Prabowo bertanya balik apa yang dimaksud unicorn dalam pertanyaan Jokowi. Sejak itu, kata unicorn ramai diperbincangkan. Unicorn sendiri adalah perusahaan rintisan atau startup yang valuasinya mencapai di atas US$ 1 miliar.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto memaparkan komitmennya untuk perkembangan unicorn di Indonesia. Jika terpilih, Prabowo akan memangkas sejumlah regulasi yang, menurutnya, bisa memperlancar perkembangan startup unicorn di Indonesia.
Pengamat industri digital dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan memang sejatinya startup-startup yang ada saat ini tak bisa banyak diatur regulasi dari pemerintah. Salah satu contohnya regulasi yang menghambat ialah aturan perpajakan bagi e-commerce market place.
Aturan tersebut dinilai bisa menghambat munculnya startup-startup berbasiskan teknologi tinggi dan yang sedang berjuang membangun ekosistem ekonomi digital nasional. Oleh karenanya, sejatinya aturan-aturan tersebut bisa dibuat sendiri melalui asosiasi maupun komunitas yang ada.
Baca Juga: Miley Cyrus Bagi-bagi Foto Pernikahannya, Rayakan Valentine
Bila tak mampu, baru pemerintah melakukan intervensi. Jadi selama katakanlah ada transportasi online atau e-commerce, kalau dalam tatanan regulasi selama ada asosiasi maupun komunitas yang bisa mereka membangun atau buat aturan mereka sendiri itu lebih bagus. (Fan/Tyd)