Saat itu Choirul Huda sedang maju untuk menyambut umpan terobosan pemain Semen Padang. Sayang, Choirul Huda dan Ramon tidak berkomunikasi sehingga terjadi benturan keras di kotak penalti Persela. Usai benturan Choirul Huda, kiper berusia 38 tahun itu langsung mengerang kesakitan sambil memegangi dadanya. Tak berselang lama, ambulan langsung mengangkut Choirul Huda ke UGD RSUD Soegiri.
Sayang, nyawanya tak tertolong. Sesampainya di UGD segera ditangani. Dilakukan pemasangan alat bantu nafas yang sifatnya permanen. Dokter juga melakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu dokter mengharapkan bisa melakukan pompa otak sama jantung.
Sempat ada respon dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun. Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon. Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian dokter menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Dokter sudah berusaha untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda.
Baca Juga: Video Benturan Choirul Huda Kiper Persela Meninggal Dunia
Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. (Fan/Tyd)