Cacing Anisakis banyak ditemukan pada ikan makarel kemasan. Jika dikonsumsi oleh manusia, cacing ini dapat berdampak pada kesehatan meski dalam kondisi sudah mati. Karena cacing Anisakis maupun larvanya tidak tahan suhu tinggi, maka konsumsi ikan kaleng sebaiknya dilakukan dengan pengolahan dengan pemanasan yang cukup, yaitu di atas 70 derajat celsius selama minimal selama lima belas menit. Namun demikian, objek asing di dalam produk ikan makarel kaleng belum tentu cacing parasit Anisakis.
Jaringan pengikat atau daging yang menempel pada tulang lunak ikan ketika dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi akan terlepas dan memiliki penampakan seperti cacing yang telah mati. Sebenarnya cacing parasit Anisakis umum ditemui di ikan jenis skombroid seperti tuna, cakalang, tongkol, selar, kembung, ikan tengiri, dan makerel. Cacing Anisakis biasanya mencemari ikan pemakan daging.
Anisakis masuk lewat infeksi larva stadium III pada bagian daging, rongga perut, saluran pencernaan, dan insang. Untuk cacing maupun larvanya yang sudah mati sebenarnya tidak berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia. Namun demikian keberadaanya pada produk ikan kaleng misalnya, akan mengganggu penerimaan konsumen terhadap produk tersebut.
Baca Juga: Lagi, Makarel Bercacing YLKI Imbau Stop Konsumsi Produk Ikan
Cacing Anisakis hanya berbahaya jika dikonsumsi manusia dalam keadaan hidup. Dalam keadaan hidup cacing ini bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, nyeri perut, diare yang disertai muntah, reaksi alergi, urtikaria (gatal-gatal), anafilaksis (reaksi alergi berat), gastroenteritis (infeksi pada usus), dan beberapa reaksi asma. (Fan/Tyd)