Mengejutkan karena pilihan Presiden manabrak tradisi, perkiraan, dan asumsi. Karier Tito melesat berkat prestasi yang dicapainya. Pada 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra sukses menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden ke-2 Soeharto, dalam kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita.
Berkat sukses menangkap Tommy, Tito mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Tiga tahun kemudian, ketika Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Baca Juga: Hasil Keputusan KPK Soal Ahok Korupsi Sumber Waras Bebas Tidak Ada Pidana
Saat ia tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Tito juga ikut bergabung dengan tim yang membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Atas sukses itu, Tito naik pangkat jadi Brigjen dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. (Fan/Tyd)